Total Pageviews

Sunday, January 31, 2010

Abi wiyono ( BOTEK )


Botani ekonomi adalah suatu bidang studi yang mempelajari nilai ekonomi daru satu jenis tanaman. Sedangkan Ekonomi Botani adalah suatu pembelajaran mengenai penggunaan komersial dari suatu tanaman (“Economic Botany is an academic journal that deals with the commercial uses of plants”).
Menurut Martin (1998) terma ekonomi yang diungkapkan sebagai satu disiplin ilmu pada abad ke lapan belas secara relatifnya masih baru, walaupun aktivitas perniagaan dan pertukaran barangan yang merupakan salah satu komponen ekonomi telah berlaku beribu-ribu tahun dahulu. Botani adalah salah satu disiplin ilmu yang tertua seawal manusia mulai membangun peradaban dan bersosialisasi dimana manusia mulai berinteraksi dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya (Stace, 1980). Gabungan antara ilmu Botani dan ilmu Ekonomi adalah satu disiplin ilmu integratif – komprihensif yang secara relatifnya jauh lebih baru.

PERKEMBANGAN BOTANI EKONOMI 
Pada awalnya botani ekonomi telah dicetuskan oleh Corner (1966) dimana beliau memberi penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan oleh Gubernur Belanda di Malabar, Heinrich van Rheede tot Drnakenstein (1637-92) yang telah menerbitkan Hortus Malabaricus dalam 12 jilid yang berisi uraian tentang tumbuhan, mulai dari penamaan, kegunaan oleh masyarakat setempat, ekologi dan kepercayaan tradisional mengenai tumbuhan. Corner menyatakan hasil kerja Drnakenstein itu sangat berharga dan dianggap sebagai hasil kerja Botani Ekonomi. Secara umum hasil kerja Drnakenstein dapat diklasifikasikan sebagai penulisan sebuah Flora Malabar. Walaupun sebuah flora tidak memberikan kepentingan langsung dalam bidang ekonomi, tapi sebenarnya Flora secara tidak langsung membuka ruang bagi kepentingan ekonomi di suatu kawasan geografi. Sebagai contoh uraian mengenai tumbuhan membuka ruang pada kajian secara mendalam tentang aspek morfologi dan anatomi tumbuhan serta kegunaannya baik secara langsung atau tidak. Informasi tentang pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar sebenarnya memberi petunjuk langsung mengenai potensi pasarnya. Informasi ekologi memberikan data tentang sebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Karena hal inilah pada masa tersebut penjajah bersungguh-sungguh mengumpulkan informasi dan menyiapkan beberapa flora di tanah jajahan mereka.
Perkembangan selanjutnya Botani ekonomi didasarkan laporan Martin (1998) yang mengemukakan bahwa disiplin botani ekonomi merujuk secara khusus pada kajian nilai ekonomi pada suatu tumbuhan, yaitu menekankan pada usaha-usaha penemuan tumbuhan-tumbuhan  yang dapat mendatangkan kepentingan secara global atau bermanfaat bagi pembangunan negara dan masyarakat. Menurut Martin, saat ini banyak peneliti yang menggali keuntungan ekonomi dalam usaha pemeliharaan hutan serta mendokumentasikan pengetahuan ekologi tradisional. 

Cara mudah mengolah sampah menjadi pupuk kompos

Skema Wadah Kompos Dapur
Kompos memiliki kegunaan, antara lain, i) memperbaiki struktur tanah; ii) memperbesar daya ikat tanah berpasir; iii) menambah daya ikat air tanah; iv) memperbaiki drainase dan tata udara tanah, serta v) mengandung hara (tergantung bahan bakunya).
Namun tak semua sampah rumah tangga bisa dibuat kompos. Hanya Sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun (dedaunan, rumput dll) yang dapat dibuat kompos.
Langkah awal membuat kompos adalah sediakan wadah untuk pengomposan. Tempat pengomposan dapat bermacam-macam, seperti lubang dalam tanah, bak, drum, baskom, dan sebagainya. Syaratnya adalah wadah tidak terkena hujan secara langsung. Jika wadah yang dipergunakan berupa drum atau baskom plastik, hendaknya dilubangi pada bagian dasar sebanyak lima lubang dan diletakkan di atas susunan batu bata.
Cara Membuat Kompos
Tidaklah sulit untuk membuat kompos dari limbah dapur tersebut. Berikut ini langkah-langkah pembuatannya.
1.Pemisahan sampah
 Pisahkan sampah organik dari sampah anorganik (plastik, kaleng, karet). Sampah organik berupa sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran. Sampah yang berukuran besar sebaiknya dipotong/dicacah terlebih dahulu.
2.Pencampuran
 Isi wadah dengan kompos lama setinggi 1/3, selanjutnya sampah dapur dimasukkan. Aduk bahan secara merata. Bahan bisa ditambah serbuk gergaji atau pupuk kandang dan organisme perombak limbah/ragi kompos (Tricholant). Tutup wadah dengan karung/plastik.
3.Pematangan
 Aduk sampah setiap 7 hari, selama proses berlangsung suhu bahan berkisar 30-70 oC. Memasuki minggu ke-5 atau ke-6, kompos sudah jadi. Cirinya adalah tidak berbau busuk, berbau tanah, warna coklat kehitaman dan suhu 30-32 oC.
4.Pengayakan dan Pengemasan
 Kompos yang sudah matang diayak untuk memperoleh hasil seragam, lalu dikemas dalam plastik.
Untuk mendapatkan pupuk kompos yang baik, beberapa fisik bahan yang dapat dilihat secara visual dan dirasakan, antara lain, i) warna kompos coklat kehitaman; ii) tidak berbau busuk atau menyengat, tetapi berbau tanah tanah; iii) berbutir halus, lunak ketika dihancurkan dengan jari-jari tangan; iv) delama dalam pengomposan suhu bahan organik berkisar 30-70oC; v) kelembaban bahan organik berkisar 40-60 oC; dan vi) derajat kemasaman pH kompos berkisar antara 6,5-7,5.
Tak sulit bukan untuk bisa membantu pemerintah menanggulangi masalah sampah? Jadi, mulai saat ini marilah kita sediakan dua tempat sampah di dapur kita. Satu untuk sampah dapur organik, dan satu lagi untuk yang anorganik.

Friday, January 29, 2010

What a beautiful country Indonesia is

Hongkong? No it is Indonesia (Jakarta - Thamrin)









Spain? No it is Indonesia (Jakarta - Lapangan Banteng) 











Shanghai - China ? No it is Indonesia (Jakarta - Mangga Dua)











Sydney - Australia? No it is Indonesia ( Makassar - Bandara Sultan Hasanuddin)









New Zealend? No it is Indonesia (Komodo Island)











Monaco? No it is Indonesia (Bunaken)









Somewhere in Africa? No it is Indonesia (Gunung Kidul)











Gaza? No it is Indonesia (Medan)









Singapore? No it is Indonesia (Surabaya)







US highway? No it is Indonesia (Suramadu bridge)






Monday, January 25, 2010

Energi ramah lingkungan Bioetanol

Seiring berjalannya waktu cadangan minyak fosil pun berkurang, dan hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap lonjakan harga minyak bumi, dikarenakan besarnya permintaan tetapi cadangan yang semakin menipis, dalam posisi seperti ini perlu dicarikan alternatif untuk mengatasi krisis energi.


Saat ini banyak bahan alternatif pengganti minyak bumi, salah satunya adalah etanol dari singkong. Etanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor sudah dipakai sejak per-mulaan abad ke 20 di Brazil, Perancis, Jerman, Swedia, U.S.A, India, dsb. Penggunaan bahan baku ini karena seperti diketahui ubi kayu tak cuma enak dibikin misro atau comro, tapi juga bisa dipakai sebagai bahan bakar. Namanya gasohol. Bisa dipakai di kendaraan bertenaga bensin tanpa perlu modifikasi mesin. Pembakarannya lebih sempurna. Asapnya pun lebih ramah lingkungan dan tanaman ini dikenal gampang hidup. Tinggal tancap batangnya di tanah basah, ketela pohon (Manihot utilissima atau Manihot esculenta) niscaya tumbuh.


Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dibuat dengan bahan baku bahan bergula seperti tebu, nira aren, bahan berpati seperti jagung, dan ubi-ubian, bahan berserat yang berupa limbah pertanian masih dalam taraf pengembangan di negara maju.

Bioetanol bersifat multi-guna karena dicampur dengan bensin pada komposisi berapapun memberikan dampak yang positif. Pencampuran bioetanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) plus alkohol (bioetanol). Etanol absolut memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara- negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).




Berikut proses pengolahan pengubahan singkong menjadi bioetanol secara sederhana.

1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16 %. Persis singkong yang dikerangkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku.
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless sieel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100oC selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa.
5. Setelah dingin, masukkan cendawan Saccharomyces cerevisiae yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong, perlu 10 liter larutan cendawan ini atau 10 % dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Saccharomyces dicampurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar sifat adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
6. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan; air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula, lalu masukkan dalam tangki fermentasi. Namun sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17 - 18 %. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula mrnjadi alkohol. Jika kadar lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
7. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan cendawan bekerja lebih optimal. Fermentasi berlangsung aerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28o – 32o C dan pH 4,5 – 5,5.
8. Setelah 2 – 3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air dan etanol. Hasil fermentasi itu mengandung 6 – 12 % etanol.
9. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
10. Meski telah disaring etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya lakukan destilasi atau penyulingan.
11. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78o C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dahulu menguap dan dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
12. Hasil penyulingan berupa 95 % etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut, diperlukan etanol berkadar 99 % atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol itu dipanaskan 100o C. Pada suhu itu, etanol dan air menguap. Kemudian uap tersebut disalurkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.
13. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99 % yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol 99 % membutuhkan 120 – 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.


Dilema Energi !!

Indonesia yang kaya akan dengan sumber daya alam ternyata tak lepas dari krisis energi, mengapa terjadi hal demikian? mari kita analisis penyebabnya ( gayanya udh kaya pengamat aja c abi!! hehe )
1. kemungkinan pertama dikarenakan teknologi yang blm mumpuni untuk mengolah SDA tersebut menjadi produk yang lebih bermanfaat dan tepat guna.
2. Banyaknya ilmuwan(mungkin) yang sudah disekolahkan tapi hengkang ke luar negeri, tapi jangan juga disalahkan ilmuwannya tersebut 100%, bisa saja kurangnya penghargaan pemerintah terhadap para ilmuwan, so buat para generasi muda indonesia, kita harus mencintai dan membangun negeri ini supaya lebih maju lagi.
3. Kemungkinan ke 3 ialah budaya masyarakat indonesia yang sudah di cekoki dengan hanya menjadi konsumen saja, sehingga terlena dan tidak berpikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat.
4. Perilaku para pelaku pemegang kebijakan yang kurang adil dalam mengambil kebijakan, contoh kongkritnya ialah subsidi BBM yang menurut saya tidak tepat sasaran, dimana orang yang kaya lah yang mendapatkan keuntungan dari subsidi ini, bayangkan saja orang kaya tersebut merupakan pemakai BBM terbanyak berarti secara tidak langsung. harusnya yang berhak mendapatkan subsidi ialah rakyat yang memang benar membutuhkan saja, seperti subsidi langsung diberikan langsunsg ke rakyat, sehingga neraga pun tidak perlu mengeluarkan uang banyak hanya untuk mensubsidi BBM. kan bisa di manfaatkan untuk sektor lainnya (pendidikan or kesehatan).

waah masih banyak lagi deh uneg-unegnya, cuma karena saya bukan ahlinya, dan tidak mengerti,, jd cukup sekian saja! hehe

pusinngg

Sunday, January 24, 2010

Antara harapan dan rasa cemas...

 apa kabar yah nilai uas semester ini!!!..... semoga mendapatkan nilai yang terbaik  ,, Aaamiiiin ya Allah,, terutama biokimia euy,, masa sy harus ngulang lagi,, ohh NOOO .

qlo untuk yg satu ini harus gmn yah,,apa perlu untuk trus d harapkan, atau lebih baik dilupakan saja,,!!
semakin besar harapan yg kupunya, maka kemungkinan sakit pun semakin besar,,
tapi qlo berhasil,, waaawww,, indah bangetz dunia ini,, :))

Cinta, Takut dan Harap


badah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.

Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Alloh dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
Cinta
Cinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah. Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.
Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
Maka jika kita mencintai Alloh, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasululloh sebagai panutan kita, bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rosululloh bersabda“Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim). Dimana makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shaleh (seperti para rosul dan nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka, dan sebaliknya jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akherat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar!
Takut
Pilar lainnya yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim adalah rasa takut. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)
Rasa takut ada bermacam-macam, namun yang takutnya seorang muslim ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba.
Harap
Pilar berikutnya yang harus ada dalam ibadah seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat. Karena dia berharap Alloh akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahannya tersebut dan memperbanyak melakukan amal kebaikan. Sebagaimana firman Alloh “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)
Harapan berbeda dengan angan-angan. Sebagai contoh orang yang berharap menjadi orang baik maka ia akan melakukan hal-hal yang merupakan ciri-ciri orang baik, sedangkan orang yang berkeinginan menjadi orang baik namun tidak berusaha untuk melakukan kebaikan maka orang-orang inilah yang tertipu oleh angan-angan dirinya sendiri.
Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah
Ketiga pilar yang telah disebutkan di atas harus terdapat dalam setiap ibadah seorang hamba. Tidaklah benar ibadah seseorang jika satu saja dari ketiga hal tersebut hilang. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan akan menyebabkan dirinya putus asa, sedangkan jika rasa takutnya rendah maka dengan mudahnya dia akan bermaksiat kepada Tuhannya.
Kebalikannya seseorang yang berlebihan rasa harapnya akan menyebabkan dia mudah bermaksiat dan jika rendah rasa harapnya maka dia akan mudah putus asa. Sedangkan kedudukan cinta, maka cinta inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga diibaratkan bahwa kedudukan ketiga pilar ini dalam ibadah bagaikan kedudukan seekor burung, dimana rasa takut dan harap sebagai kedua sayapnya yang harus seimbang dan rasa cinta sebagai kepalanya yang merupakan pokok kehidupannya.
***

Penulis: Abu Uzair Boris Tanesia

Saturday, January 23, 2010

Cinta ??



Siapapun orang yang mencintai seseorang pasti akan mengharapkan cintanya berbalas.  Tidak bertepuk sebelah tangan saja. Berbagai cara untuk meraih cinta sang kekasih selalu ditempuh. Seribu satu keinginan orang yang dicintai dituruti demi mendapatkan kerelaan dan balasan cintanya.

Kalau untuk mendapatkan cinta manusia saja, seseorang rela banting tulang dan menempuh berbagai cara, maka bagaimana dengan mendapatkan cinta Allah? Semestinya seseorang tambah semangat untuk meraihnya. Dan harus melebihi cara yang ditempuh untuk mendapatkan cinta manusia. Karena memang hanya Allah satu-satunya Dzat yang layak diberikan sepenuh cinta ibadah. Yah, tak semua orang bisa memaknai cinta seperti ini dengan benar. Hanya mereka yang beriman saja yang mampu mendewasakan diri dengan cinta yang hakiki, yaitu cinta yang tanpa pesaing sama sekali.

Wednesday, January 20, 2010

your call - sHs


Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry 
call I'm desperate for your voice 
Listening to the song we used to sing 
In the car, do you remember 
Butterfly, Early Summer 
It's playing on repeat, 
Just like when we would meet 
Like when we would meet 

I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, 
To make you mine 
Stay with me tonight 

Stripped and polished, I am new, I am fresh 
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh 
'Cause every breath that you will take 
When you are sitting next to me 
Will bring life into my deepest hopes, 
What's your fantasy? 

'Cause I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, 
To make you mine 
Stay with me tonight 

And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home 
x4 

I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, 
To make you mine 
Stay with me tonight 

I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, 
To make you mine 
Stay with me tonight



FOKUS

FOKUS,,
harus fokus dalam melakukan segala aktivitas hidup, dan pastinya harus mepunyai tujuan yang jelas.
g boleh drop hanya karena satu masalah saja,
yakini bahwa banyak upaya dan jalan yg bisa ditempuh untuk menuju tujuan kita,
di dalam setiap perjalanan pasti banyak aral dan rintangan, itu semua merupakan bagian dari dinamika hidup yang harus d syukuri dan di nikmati, dan harus dijadikan pelajaran dalam hidup kita,
selalu bersyukur ketika mendapatkan nikmat, dan tetap sabar ketika mendapatkan ujian.

KEEP FIGHTING  ....
GANBATE KUDASAI ....

Monday, January 18, 2010

Teknik kloning gen

Tujuan Kloning Gen
§   Menentukan urutan basa nukleotida penyusun gen tersebut
§   Menganalisis atau mengidentifikasi urutan basa nukleotida pengendali gen tersebut
§   Mempelajari fungsi RNA / protein/enzim yang disandi gen tersebut
§   Mengidentifikasi mutasi yang terjadi pada kecacatan gen yang mengakibatkan penyakit bawaan
§   Merekayasa organisme untuk tujuan tertentu, misalnya memproduksi insulin, ketahanan terhadap hama, dll.


Sumber DNA untuk Diklon
§   DNA kromosom
§   cDNA (complementary DNA) yang disintesis menggunakan mRNA sebagai cetakan (template)
§   DNA yang dihasilkan dari perbanyakan menggunakan PCR
Bahan / Alat untuk Mengklon
§   Enzim endonuklease restriksi
§   Enzim ligase
§   Vektors
§   Inang (Host)
§   Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang
Mekanisme Penyisipan Gen/DNA
1.    DNA yang ingin disisipkan, diisolasi, dan dipotong oleh enzim endonuklease restriksi, di tempat yang urutan nukleotidanya spesifik.
2.    DNA yang akan digunakan sebagai inang, misalnya plasmid bakteri E. coli, diisolasi dan dipotong pula oleh enzim yang sama. Plasmid ini biasanya disebut sebagai vektor pengklon.
3.    Fragmen DNA kemudian disisipkan ke dalam vektor dan disatukan oleh enzim endonuklease ligase.
4.    Plasmid yang telah disisipi, dimasukkan kembali ke dalam bakteri, kemudian bakteri tersebut dikembangbiakkan menjadi banyak sehingga rekombinan pun ikut bertambah banyak, demikian pula hasil ekspresi gennya.

MIKROORGANISME FILOSFER DAN PERANANNYA

Bakteri dan Filosfer
Bakteri adalah mikrooganisme prokariot bersel tunggal yang hanya dapat dilihat morfologinya dengan bantuan mikroskop. Berdasarkan penampakan morfologinya, bakteri dikelompokkan ke dalam bentuk ; batang (bacillus), koma (vibrio), per (spiral) (Bergey’s Manual 1994). Niche ekologinya sangat luas hampir bisa diketemukan di lingkungan manapun termasuk ; air, tanah, aerob-anaerob, air mendidih, kawah gunung berapi, dasar laut, dan bahkan dalam tubuh kita (Suwanto 1995). Bakteri ini telah ada jauh sebelum manusia ada, kurang lebih 3,5 milyar tahun yang lalu (Brock et al 2000).
Proses evolusi selama rentang waktu yang panjang tersebut membuat tingginya keragaman bakteri sehingga yang bisa diketahui orang pada saat ini tidak lebih dari 5%-nya (Suwanto 1995). Selebihnya belum diketahui oleh orang bnanyak termasuk opara ahli karena sebagian bakteri bersifat ada namun tidak bisa dikulturkan di labolatorium (viable but non culturable).
Keragaman bakteri bisa dilihat dari berbagai sudut pandang seperti ; morfologi, fisiologi, dan genetik. Tiap-tiap habitat yang berbeda menberikan keragaman yang berbeda pula. Contoh habitat yang sering dihuni oleh bakteri adalah daun. Tiap tanaman mempunyai daun yang berbeda, baik dari segi bentuk, ukuran, maupun eksudat yang dikeluarkannya. Perbedaan tersebut menyebabkan bakteri yang menghuninya jugha berbeda, walaupun pada tanaman tertentu ditemukan populasi bakteri yang sama.
Filosfer merupakan salah satu habitat mikroorganisme saprofit. Beberapa di antaranya merupakan mikroorganisme antagonis (Preece and Dickinson, 1971). Sedangkan populasi bakteri yang menghuni permukaan daun disebut dengan filoplen (phyllo = daun, plane = permukaan). Pemakaian filosfer lebih disukai karena cakupannya lebuh luas.
Bakteri yang mendiami permukaaan daun sangat bervariasi sesuai dengan jenis tanamannya oleh karena setiap tanaman menghasilkan eksudat tertentu yang sesuai dengan bakteri tertentu. Variasi tanaman dari dataran rendah ke dataran tinggi menyebabkan variasi bakteri yang hidup pada permukaan daunnya. Dari bakteri-bakteri yang menghuni permukaan daun salah satu diantaranya adalah bakteri pembentuk inti kristal es yang meliputi lima galur bakteri, yaitu ; Pseudomonas syringae, Pseudomonas viridiflava, Pseudomonas fluoresces, Erwinia herbicola, dan Xantomonas campestris pv translucens. Kelima spesies ini mampu mengkatalisis C, bahkan ada yang dapat membentuk pembentukan es pada suhu di atas -10 0C. Pembentukan inti es oleh bakteri ini pada temperatur di atas suhu –5 0C di habitat alaminya merupakan fenomena yang menarik (Gurian-Sherman dan Lindow 1993).
Kehadiran bakteri pembentuk kristal es pada permukaan daum pada pohon-pohon bertajuk lebar di dataran tinggi misalnya tegakan-tegakan pada hutan hujan tropis diperkirakan dapat bertindak sebagai inti kondensasi yang menginisiasi terbentuknya hujan. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran bakteri ini pada permukaan daun Eidelweis (Anaphalis javanica) semakin berkurang dengan semakin tingginya suhu lingkungan sehingga makin jarang dijumpai pada dataran rendah (Wilson dan Window 1994). Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) adalah hutan hujan tropis yang kaya akan vegetasi dan mempunyai temperatur udara yang relatif rendah. kondisi ini memungkinkan peluang besar untuk menemukan bakteri filosfer pembentuk kristal es.
Bakteri filosfer pembentuk inti es diketahui mempunyai potensi yang besar misalnya untuk membuat hujan dan salju buatan, industri pengawetan makanan dan minuman dengan pembekuan, dan rekayasa gen pelapor (reporter gene engineering). Disamping itu dalam bidang pertanian, bakteri pembentuk es juga diketahui penyebab luka beku (frost injury) tanaman komoditi (Suwanto 1994; Wahyudi AT 1995; Lindow 1989).
Ditemukannya isolat positif nukleasi es tidak lepas dari pengaruh umur jaringan daun. Daun X yang diambil umurnya lebih tua (ditunjukkan dengan warna hijau tua), daunnya lebih tebal, dan permukaannya lebih luas dibandingkan kedua daun lainnya.Umur berpengaruh terhadap eksudat yang dikeluarkan, yaitu semakin tua daun maka eksudat gula maupuan asam amino yang dikeluarkan juga akan semakin banyak, sehingga bakteri lebih suka menghuni daun yang tua. Pada Eidelweiss, jaringan daun yang diambil tergolong masih muda (dekat ujung apeks karena masih melekat calon bunga) dan permukaan daunnya kecil sehingga wajar jika populasi bakteri rendah dan waktu uji aktivitas nukleasi menunjukkan hasil negatif.
Populasi bakteri pembentuk nukleasi es sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi, sedangkan jumlah populasi dipengaruhi oleh luas permukaan daun. Pada daun Cantigi Gunung permukaan daunnya relatif kecil (kurang lebih 2.7 cm2), jauh lebih kecil dari daun X (kurang lebih 46 cm2), sehingga mungkin saja hal ini mempengaruhi populasi bakteri yang menghuninya. Dari total bakteri yang ada diketahui hanya 1/1000 dari populasi yang membentuk nukleasi aktif. Pada kasus daun Eidelweis maupun Cantigi, bukan berarti tidak ada bakteri pada daun tesebut karena dalam uji aktivitas nukleasi yang paling menentukan adalah populasi total bakteri nukleasi. Untuk dapat membentuk nukleasi es bakteri nukleasi harus mencapai quorum sensing, yaitu jumlah minimal yang harus dipenuhi oleh bakteri. Di bawah jumlah minimal tersebut bakteri tidak mampu membentuk nukleasi es. Hal ini behubungan dengan protein INA yang dihasilkan bakteri tesebut. Protein INA merupakan protein unik yang dihamparkan pada membran luar sel bakteri pembentuknya. Protein tersebut disandikan oleh satu gen tunggal yang disebut gen ice atau ina (ice nucleation activity).
Efektifitas protein pembentuk kristal es ditentukan oleh penataan dipermukaan membran serta tingkat agregasinya. Pada populasi bakteri yang tinggi, penataan dan agregasinya kompak sehingga jika satu protein sudah membetuk kristal es, maka protein yang lainnya akan lebih mudah terinisisai. Suhu dalam hal ini sangat mempengaruhi, yaitu ketika suhu rendah (kurang dari 0 0C) air berada dalam keadaan metastabil. Kemudian protein INA yang bersifat hidrofilik akan mengkatalisis pembentukan es. Dengan terbentuknya satu kristal es maka protein yang disusun kompak tersebut akan langsung menginisiasi air disekitarnya menjadi es juga.
Eidelweis dikenal sebagai bunga yang tidak mudah layu, sehingga lazim disebut bunga abadi. Kemampuan Eidelweiss untuk tidak mudah layu kemungkinan disebabkan oleh faktor eksudat dan lapisan lilin tebal yang dimilikinya. Eksudat tersebut mungkin lebih berfungsi sebagai senyawaan anti mikrob (bakterisida) yang menghambat pertumbuhan bakteri filosfer permukaan daun. Sedangkan lapisan lilin tebal bersifat hidrofobik juga menghalangi kolonisasi bakteri. Hubungannya dengan bakteri nukleasi es, protein INA bakteri nukleasi es bersifat hidofilik, yang menyukai adanya air pada permukaan daun (Wahyudi AT 1995). Lapisan lilin tebal pada Eidelweiss akan menciptakan kondisi hirofobik, yang sangat bertentangan dengan protein bakteri yang hidrofilik.

Ekologi Bakteri Pembentuk Kristal Es
Kebanyakan bakteri pembentuk kristal es adalah bakteri filosfer. Total permukaan daun yang dihuni oleh bakteri mencapai 0,1-1%, dan dari total tersebut lebih dari 90% mati karena desinfektan tropikal atau UV. Di samping harus bertahan terhadap radiasi UV, bakteri juga harus dapat bertahan dari keadaan yang berubah-ubah dengan cepat. Bakteri filosfer secara langsung terekspos dengan lingkungan, dimana angin, hujan, perubahan suhu, dan pemangsa bisa setiap saat membunuhnya. Di satu sisi bakteri filosfer juga harus berkompetisi dengan bakteri lainnya untuk mendapatkan nutrien yang serba terbatas pada permukaan daun. Bakteri yang punya kesamaan genotig (punya kesamaan habitat ekologi yang sama) akan berkompetisi langsung pada sumber daya yang terbatas ketimbang dengan bakteri yang lain. Untuk dapat tetap “survive” dari kondisi seperti di atas, bakteri filosfer pembentuk kristal es harus mempunyai mekanisme yang unik, salah satunya dengan pembentukan protein kristal es.
Adanya protein kristal es memungkinkan bakteri untuk mematikan tanaman inangnya. Sel-sel dan jaringan tanaman yang mati akibat luka beku menjadi bocor atau rusak sehingga mudah diuraikan dan digunakan untuk nutrisi bakteri. Hipotesa ini memberikan konotasi negatif bagi bakteri pembentuk kristal es karena bersifat parasit.
Kedua, bakteri-bakteri yang hidup pada permukaan daun dihadapkan pada situasi yang berubah-ubah dengan cepat,. Pada siang hari yang panas banyak dari bakteri-bakteri tersebut diterbangkan angin sampai ketinggian tertentu sehingga sinar ultraviolet dan radiasi lainnya mudah membunuh bakteri-bakteri yang sedang beterbangan.
Meskipun demikian bakteri-bakteri yang mampu membentuk kristal es akan jatuh kembali ke permukaan tanah atau daun-daun yang merupakan habitat alaminya. Dalam hal ini bakteri pembentuk kristal es secara tidak langsung juga ikut berperan memelihara iklim mikro di sekitar tanaman-tanaman inangnya.
Hipotesa yang kedua ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut karena implikasinya sangat luar biasa : iklim mikro dapat dipengaruhi oleh komposisi, distribusi, dan jumlah bakteri pembentuk kristal es yang hidup di lingkungan tersebut. Berbagai bahan kimia dapat menjadi inti pembentukan inti kristal es pada tempetatur –10 0C atau lebih rendah, tetapi jarang sekali yang dapat membentuk inti kristal pada temperatur yang lebih hangat (yaitu –2 0C sampai –5 0C).
Meskipun aktifitas nukleasi es nampaknya hanya terbatas pada spesies-spesies bakteri gram negatif tersebut, tetapi karena penyebarannya luas dan jumlahnya yang banyak di belbagai habitat alam maka nukleasi es oleh bakteri menjadi fenomena alam yang umum.
Inti kristal es buatan bakteri merupakan protein unik yang dihamparkan pada membran luar sel bakteri pembentuknya. Protein tersebut disandikan oleh suatu gen tunggal yang disebut gen ice atau INA (ice necleation activity). Efektifitas protein pembentuk kristal es ditentukan oleh penataannya dipermukaan membran serta tingkat agregasinyua. Oleh karena itu aktifitas protein kristal es ini sangat dipengaruhi oleh temperatur. Aktifitas nukleasi es pada sel bakteri yang mati atau bangkai bakteri kurang lebih sama dengan sel bakteri hidup. Informasi ini sangat penting untuk pemanfaatannya di tempat terbuka, seperti dalam proses hujan buatan.
Protein pembentuk kristal es yang merupakan produk dari gen ice atau INA telah dimanfaatkan untuk membuat salju buatan dan sudah dikomersialkan di amerika Serikat dengan merk dagang SNOWMAX. Produk ini memungkinkan terbentuknya salju pada kondisi temperatur udara yang lebih hangat daripada seharusnya.
Selain itu karena banyaknya dan tingginya aktifitas inti es yang ditebar maka salju yang dihasilkan berupa serbuk halus yang berkualitas tinggi untuk olah raga ski di daerah yang cukup dingin tetapi miskin salju.
Inti kristal es asal bakteri juga mulai dilirik kemungkinan pemakaiannya dalam makanan beku (frozen foods). Kelembutan tekstur es krim sangat ditentukan oleh ukuran kristal es yang terbentuk meskipun berbagai bahan kimia tambahan dapat membentuk tekstur yang diinginkan pada es krim. Adanya inti kristal yang dapat diatur jumlahnya akan sangat membantu dalam membentuk es krim atau produk sejenis dengan komposisi lebih sederhana.

Peranan Antagonistik
Khamir antagonis terhadap C. lagenarium diisolasi dari filosfer semangka dengan medium YM Agar. Khamir mempunyai kemampuan antagonisme dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan Colletotrichum lagenarium yang virulen terhadap tanaman semangka. Berdasarkan pengamatan mikroskopi diketahui terjadi parasitisme pada miselium C. lagenarium oleh isolat khamir dengan gejala pengempisan hifa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tantawi et al. (1993) terdapat 26 spesies jamur yang berhasil diisolasi dari daun karet yang berasal dari kebun pembibitan karet Pusat Penelitian Perkebunan Getas. Menurut Leben (1971) pada daun apel terdapat banyak spesies jamur benang dan khamir, di mana 80-90 % di antaranya merupakan khamir. Beberapa jenis khamir (Cryptococus infirmo-miniatus, C. laurentii, Rhodotorula glutinis) efektif untuk mengendalikan penyakit pascapanen pada buah pear (Benbow dan Sugar, 1999).
Mikroorganisme antagonis berperan sebagai agen hayati. Campbell (1989) menyatakan bahwa pengendalian hayati mempunyai arti penting dalam upaya pengendalian penyakit tumbuhan karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain biayanya murah, aman terhadap pekerja, konsumen produk pertanian, dan lingkungan serta mempunyai efek pengendalian yang berkelanjutan. Menurut Jacobsen (1997), dalam hubungannya dengan implementasi PHT (Pengendalian Hama Terpadu), pengendalian hayati merupakan salah satu komponen utama karena PHT merupakan konsep dengan pendekatan yang memaksimalkan peranan pengendalian alamiah .
Sebagaimana telah dilaporkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya bahwa mikroorganisme antagonis dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan patogen melalui mekanisme antibiosis (pembentukan antibiotik, bakteriosin, toksin dan enzim hidrolisis), parasitisme, dan kompetisi (Suzuki et al., 2000;).
Sebagian besar pekerjaan dibidang biokontrol masih dalam taraf percobaan dan kajian kelayakan ekonomi (Suwanto, 1994), seperti halnya biokontrol penyakit hawar daun bakteri masih dalam taraf pengujian di laboratorium dan rumah kaca. Hasil penelitian  Khaeruni, et al (Data belum dipublikasikan) menunjukkan bahwa terdapat sejumlah bakteri filosfer yang diisolasi dari daun padi yang berpotensi sebagai agen biokontrol penyakit hawar daun bakteri pada skala rumah kaca, demikian pula hasil penelitian Machmud dan Farida (1995), mendapatkan bahwa terdapat bakteri filosfer Pseudomonas kelompok fluorescens dan Bacillus sp yang juga diisolasi dari daun dan batang tanaman padi yang berpotensi sebagai agen biokontrol penyakit hawar daun pada padi secara in vitro