Total Pageviews

Saturday, December 18, 2010

Mari liburan dgn backpackeran....

Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.

Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.


Rute

Bandung - Surabaya
Naik kereta kahuripan (35rb)
Gilimanuk - Denpasar :
Biasa ada bis dari Jember atau Surabaya langsung ke Terminal Ubung, Denpasar SEHARGA 55.000 dari Jember, 120.000 dari Surabaya. Kalau penumpang dikapal, ditawarin sama kernet, nah, pasang saja, tarif seperti tadi alias pintar pintar nawar. Kayak aku kemarin dari Surabaya ke Denpasar, di tiket tertulis 120.000, tapi aku tawar 100.000, untung aja mau. Nah, kalau dari ketapang / gilimanuk, atau sudah di dalam Kapal menuju Gilimanuk, tawar saja, pantaran 30.000 - 50.000. Syukur syukur kalau bisa lebih murah. Kalau gak mau tinggalkan saja.
Denpasar - Pelabuhan Padang Bai
A. BUS : 30.000 - 35.000
B. OJEK : 30.000

Pelabuhan Padang Bai - Pelabuhan Lembar :31.000 (Ferry)

Udah, sampai Pelabuhan Lembar berarti sudah di Lombok kan?


 
 
 

konveksi pembuatan jaket, kaos, sweater, kemeja

Lc_061 Cloth
sy mencoba menawarkan jasa pembuatan jaket, kaos, kemeja, seragam, jaz lab, syal, pin, stiker


1. Untuk Harga Jaket Bahan American drill : 95rb
2. Untuk Harga Jaket Bahan Japan Drill : 90 rb
3. Untuk Harga Jaket Bahan Kanvas : 105 rb
4. Untuk Harga Sweater Bahan Adidas : 75 rb
5. Untuk Harga Jaket Bahan fleece katun : 75 rb
6. Untuk Harga Jaket Bahan Diadora : 70 rb
7. Untuk Harga Jaket Bahan kaos bahan kardet : 35 rb
8. Untuk Harga Jaket Bahan kaos bahan combed : 45 rb

harga diatas untuk min pesanan 3 lusin ( Harga diatas bisa berubah" sesuai harga pasar)

Untuk batas minimal pesanan bisa 2(couple), tp harganya juga berbeda!

Untuk order bs hub 0856 1718 375 (Lc_061 Cloth)

Untuk Bukti pengiriman yang sudah pesan






Tuesday, October 26, 2010

Medium Biakan Untuk Pertumbuhan Azospirillum

This microorganism fixes the atmospheric nitrogen and makes it available to plants in asymbiotic manner.Azospirillum is mainly useful for monocot vegetables.Azospirillum biofertilizer also secretes some fungicides, enzymes but in minute amount. Use of Azospirillum biofertilizer increases the crop production in large scale.



KOMPOSISI MEDIUM OKON

K2HPO4       0,6 gr
KH2PO4       0,4 gr
MgSO4         0,2 gr
NaCl             0,1 gr
Maleic Acid   5 gr
NaOH                      3 gr
Yeast extract            0,5 gr
CaCl2                      0,02 gr
Fecl.6H2O               0,017 gr
Na2MOO4.2H2O   0,002 gr

Wednesday, June 2, 2010

Gambut Indonesia Simpan 2.650 Ton/Ha Karbon

Jakarta (ANTARA) - Hutan rawa gambut Indonesia rata-rata menyimpan sekitar 2.650 ton karbon (C) per hektare sehingga total karbon yang ditampung sekitar 46 giga ton, atau 8-14 persen dari seluruh karbon yang ada di lahan gambut dunia.
"Jumlah nilai C pada biomassa di permukaan tanah gambut antara 242-518 ton C/ha untuk hutan yang tak terganggu, 110-221 ton C/ha untuk yang terganggu, dan 89-237 ton C/ha pada hutan bekas terbakar," kata Pakar Ekologi dari LIPI Dr. Herwint Simbolon yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Hutan rawa gambut Indonesia, lanjut dia, rata-rata memiliki 120-150 ton karbon/ha pada biomassa di atas tanah, ditambah 10 kali lipatnya yang terkandung di bawah tanah sekitar 2.500 ton karbon/ha.
Karena itu, hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang paling penting di antara berbagai tipe ekosistem lainnya karena mampu menjadi paru-paru dunia, apalagi termasuk tipe hutan yang sangat tinggi keanekaragaman jenisnya, ujarnya.
Ia menjelaskan lahan gambut mampu mengikat karbon di udara dan menyimpannya menjadi bahan organik berupa bagian dari tumbuhan melalui fotosintesis.

Gambut merupakan ekosistem lahan basah yang terbentuk akibat terakumulasinya bahan organik, seperti jatuhan ranting, daun, atau buah di lantai hutan yang basah dan tergenang selama ribuan tahun sehingga menjadi gudang penyimpanan residu bahan organik vegetasi.
"Usia karbon gambut Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa gambut di sana terbentuk sejak 9.740 tahun lalu dengan laju ketebalan gambut berkisar 0,2-1,13 mm per tahun di daerah pedalaman atau 1,67 mm per tahun di daerah pantai," katanya.
Periode panjang ini, lanjut dia, membuat akumulasi gambut terjadi terus-menerus hingga saat ini ketebalan lantai lahan gambut Indonesia dapat mencapai 12 meter lebih. Sekitar 50-60 persen dari berat keringnya mengandung karbon.
Karena itu, ia menyesalkan Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektare (PLG) pada 1995 dengan tujuan membuka lahan pertanian yang menghancurkan hutan gambut, dan lebih parah lagi tanpa riset memadai menggali kanal di lahan gambut dengan tujuan mengatur tata air untuk kepentingan pertanian.
"Kanalisasi telah membelah kubah-kubah gambut sehingga yang terjadi bukannya untuk menata air, melainkan mengeringkan lahan gambut dan membuatnya jadi mudah terbakar. Pada masa El Nino 1997 terbakarlah sejuta hektare lahan proyek ini," katanya.
Menurut dia, gambut sebenarnya merupakan tandon air tawar raksasa karena memiliki porositas tinggi dan mampu menyerap air sampai sekitar 450-900 persen dari berat kering gambut itu sendiri.
Disebutkannya luasan gambut Indonesia mencapai 14,9-26,5 juta ha atau 10,8 persen dari wilayah Indonesia yang tersebar di Sumatera seluas 7,2 juta ha, Kalimantan 5,8 juta ha, Papua 7,9 juta ha, dan di pulau lainnya 0,5 juta ha.
http://id.news.yahoo.com/antr/20100601/tpl-gambut-indonesia-simpan-2-650-ton-ha-cc08abe.html

Friday, May 28, 2010

Nasib bahasa daerah....

Karya sastra dan kesenian daerah hakekatnya merupakan manifestasi kehidupan jiwa bangsa yang berbudaya, dan sangat tinggi nilainya. Belajar sastra dan kesenian daerah selain untuk meningkatkan kemampuan murid dalam mengapresiasi sastra dan kesenian daerah, juga belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan serta nilai-nilai kehidupan. Karena itu karya sastra dan kesenian daerah perlu digali dan digarap untuk diresapi dan dinikmati isinya.

Dalam dunia pendidikan, sastra dan kesenian daerah sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk mengasah logika dan retrika berpikir. Hanya saja, dalam kebanyakan kasus, kemampuan sastra dan kesenian daerah ini belum sepenuhnya disadari masyarakat. Melalui pembelajaran bahasa, sastra, akasara dan kesenian daerah diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai kecakapan menyikapi perubahan masa kini dan masa mendatang.

Pembelajaran sastra dan kesenian daerah juga diarahkan agar murid memperoleh pengalaman berprestasi dan berekspresi. Maka fungsi utama sastra dan kesenian daerah sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial, serta penyaluran gagasan dan imajinasi secara kreatif dapat tercapai dan tersalurkan.

Dalam sastra dan kesenian daerah terkandung pengalaman manusia, yaitu meliputi pengalaman pengindraan, perasaan hati, khayalan, dan perenungan, yang secara terpadu diwujudkan dalam penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui sastra dan kesenian daerah murid diajak untuk memahami, menikmati, dan menghayati karya sastra daerah.

Karya sastra dan kesenian daerah memberikan khasanah sejarah ilmu pengetahuan yang beraneka macam ragamnya. Penghayatan hasil karya sastra dan kesenian daerah akan  memberi keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di satu pihak dan pembangunan jiwa di lain pihak. Kedua hal ini sampai masa kini masih dirasakan belum dapat saling isi mengisi, padahal keseimbangan atau keselarasan antara kedua masalah ini besar sekali peranannya bagi pembangunan dan pembinaan lahir dan batin.
Melalui sastra dan seni daerah juga diperoleh nilai-nilai, tata hidup dan sarana kebudayaan sebagai sarana komunikasi masa lalu, masa kini, dan masa depan.



II. Landasan Hukum
  1. Undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  2. Undang-undang RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
  3. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah
  4. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 6 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Kesenian Daerah
  5. Surat keputusan Gubernur No 910/Kep 59 Dal Prog/2007 tentang DPA SKPD Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan Kesenian Daerah
  6. Misi Dinas Pendidikan Jawa Barat tentang pengembangan Manusia yang beriman dan bertaqwa, mandiri dan bermartabat serta menjungjung nilai-nilai luhur budaya masyarakat Jawa Barat (silih asih, silih asah, silih asuh, cageur, bageur, bener, pinter, tur singer) dan berwawasan kebangsaan.
  7. Program MGMP Bahasa Daerah Dinas Pendidikan  Kota Depok tentang Peningkatan Mutu Pendidikan dalam Pengembangan dan Pembinaan Apresiasi Bahasa Daerah bagi Siswa-Siswi SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA
Melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 pada tanggal 25 Juli 2006 ditetapkan tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Serta Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (baca: Standar Isi) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda yang ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Barat tersebut merupakan pedoman kegiatan pembelajaran para guru bahasa Sunda dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda di kelas

Lazimnya peraturan perundang-undangan di Indonesia, keputusan ini pun mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya. Dengan demikian sudah seharusnya kami, para guru bahasa Sunda, mendapatkan sosialisasi yang semestinya atau paling tidak mempunyai salinan dari SK tersebut yang didistribusikan melalui dinas pendidikan setempat untuk dipelajari sendiri.

Permasalahan ini pada akhirnya menyulitkan para guru bahasa Sunda, yang berhadapan langsung dengan anak didik di kelas. Kesulitan yang sangat dirasakan oleh kami ketika itu adalah dalam hal pengembangan Silabus dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP merupakan perencanaan proses pembelajaran yang sudah harus disiapkan jauh-jauh hari oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung.

Di satu sisi, pedoman yang kami miliki hanyalah Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor 979/102/Kep/I/94, di sisi lain, pengembangan Silabus dan penyusunan RPP idealnya dan bahkan seharusnya berpedoman pada Standar Isi yang telah ditetapkan sebagai persiapan nanti dalam menghadapi Ulangan Akhir Semester (UAS) dan atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda yang soalnya dibuat oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.